Tak terasa, komunitas BSA Owner Motorcycle Siantar (BOM’S) telah berusia 5 tahun. Menyemarakkan ulang tahunnya ke 5, BOM’S yang anggotanya terdiri dari pemilik becak bermotor, vespa, motor gede, kendaraan tua dan onthel dengan jumlahnya mencapai ribuan, mengelar pawai kendaraan. Kegiatan tersebut digelar pada Minggu pagi, 30 Oktober 20011. Pawai kendaraan tersebut mengambil start dari Lapangan Adam Malik-Jalan Merdeka- Pasar Horas-Jalan Ahmad Yani-Jalan Kesatria - Jalan Asahan – Ramayana - Jalan Sutomo - Simpang Empat - Jalan Gereja - Jalan M.H Sitorus dan finish kembali di Lapangan Adam Malik.
Foto : Ketua Umum BOMs Erizal Ginting bersama Kapolresta Siantar AKBP Albert Sianipar dan Anggota DPR RI Anton Sihombing
Pawai itu langsung dipimpin Presiden BOM’S Indonesia, Erizal Ginting bersama Kapolresta Pematangsiantar, AKBP Albert TP Sianipar, Sik,MH. Usai pawai, para abang becak memasuki areal perayaan ulang tahun dengan mengatur parkir kendaraannya dengan rapi tanpa komando. Kegiatan berikutnya adalah penyampaian sambutan dari para tamu undangan.
Pada kesempatan itu, Kapolresta menyampaikan sambutannya sekaligus memberikan ucapan selamat atas perjuangan BOM’S selama ini. Diharapkan, dalam perayaan ulang tahunnya ke-5 ini, BOM’S tidak sekedar menjadi ajang silaturahmi belaka. Namun diharapkan bisa membuahkan rasa persaudaraan. Para bikers diharapkan bisa saling mengenal lebih dalam lagi. Selain itu anggota BOM’S diharapkan bisa sebagai duta riding sekaligus teladan dalam tertib berlalu-lintas.
Sementara itu, salah seorang tamu undangan, anggota DPR-RI, Anton Sihombing mengakui kecintaannya terhadap becak Siantar. “Kalau tidak cinta saya ke becak Siantar saya tidak datang kemari. Karena nanti jam 11 malam saya ada kegiatan di Papua. Jadi mohon maaf apabila saya harus terburu-buru,”katanya saat didaulat memberikan sambutan. Politisi asal Partai Golkar ini menambahkan, becak Siantar sangat unik dan klhas. Sehingga harus dipertahankan. Bahkan bisa dijadikan ikon bagi pengembangan wisata di Pematangsiantar. Hal senada dikatakan Pengurus Club Bikers Sumatera Utara, Johannes. Pihaknya telah merekomendasikan agar BSA diusulkan masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) karena keunikannya. “Dalam hal ini kita bisa bekerjasama dengan Pemko Pematangsiantar dan pemerintah Provinsi Sumatera Utara,”katanya.
Ketua Panitia, Alvin Nasution, mengatakan, becak Siantar menjadi lebih menarik karena unik dan pemiliknya sangat kreatifg. “Ditangan orang kreatiflah BSA bisa bertahan. Kita menyayangkan kurangnya perhatian Pemko Siantar dalam melestarikan BSA ini. Semoga pemerintah terketuk hatinya melestarikan BSA ini,”katanya. Sedangkan Bapak Onthel Sumatera Utara, Safwan Khayat dalam sambutannya mengungkapkan kebangganya dengan eksistensi BSA Siantar yang tetap bisa dipertahankan.
Perlunya Perda Becak Pariwisata
Pada kesempatan itu, Presiden BOM’S, Rizal Ginting, mengutarakan, sejak perayaan ulang tahun pertama sampai kelima, tuntutan para abang becak agar Pemko dan DPRD Siantar membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang BSA sebagai kendaraan pariwisata belum terealisasi.
Dalam perayaan ulang tahun BOM’S kelima ini, ada 2 hal besar yang tengah mereka rencanakan. Yakni, pertukaran budaya antar brotherhood dari Sabang sampai Merauke dan perjuangan BOM’S melawan genosida becak (pemusnahan besar-besaran secara sistematis terhadap becak BSA). Untuk itu, DPRD harus mau mendengarkan aspirasi dan kegelisahan abang becak pasca menjamurnya becak buatan Jepang. “Mereka seperti menutup mata dan telinga bila keresahan abang becak ini dilontarkan ke publik. Selalu jawabannya, nanti akan kami rapatkan. Tapi kapan? Mereka bekerja yang menggaji rakyat lho. Mereka wakil rakyat yang punya kemampuan dan kapasitas untuk melestarikan BSA dalam Perda,”katanya.
Menurutnya, BOM’S akan terus memperjuangkan BSA menjadi kendaraan pariwisata di kota berwarna sejuk ini. Sebab becak merupakan identitas dan ikon kota Siantar. Ada empat tuntutan BOM’S kepada pemerintah untuk memperjuangkan BSA, yakni menolak penghapusan BSA, pemutihan surat-surat BSA, diberikan wadah hukum berupa Perda agar disetujui sebagai kendaraan pariwisata dan menjadikan BSA sebagai wisata cagar budaya.
Dari keempat tuntutan tersebut, tuntutan pertama dan kedua telah disetujui. Namun tuntutan ketiga dan keempat masih dalam perjuangan. “Bentuk perjuangan yang kita lakukan adalah audiensi ke DPRD agar wakil-wakil kita memperjuangkan nasib abang abecak tersebut,”katanya mengakhiri sambutannya. Dalam kesempatan itu, Rizal Ginting memberikan sertifikat kepada orang-orang yang berjasa dalam perkembangan dan pelestarian BSA Siantar. Dilanjutkan dengan pembaian sembako secara simbolis pada abang becak dan aneka games, kontes motor bersifat retro, modern dan original. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar