Selasa, 07 Desember 2010





Kejanggalan Gaji Tenaga Honorer dan Proyek DAK di RSUD Djasamen Saragih

Menelisik penggunaan dana APBD tahun anggaran 2010, dikelola pihak Rumah Sakit Umum Daerah Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar mengundang tanda tanya. Pasalnya, sang Direktur Utama dr Ronald Saragih ketika dikonfirmasi tentang realisasi penggunaan dana mulai penggajian tenaga honorer yang sampai berkisar Rp802 juta, kemudian program Pengadaan Alat-alat Kesehatan di RSUD Djasamen yang sumber dana-nya dari DAK sebesar Rp3,1 milliar lebih juga tak bisa dipaparkan secara rinci dan transparan kepada masyarakat Kota Pematangsiantar.

Tentang tenaga Honorer, lembaga milik daerah ini mengajukan pembayaran gaji tenaga honorer mencapai sebesar Rp802 juta dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Angka itu tentu saja membuat masyarakat Siantar menjadi bingung dan bertanya-tanya akan kondisi yang sebenarnya. Sebab terlalu banyak uang ditu hamper mencapai satu miliar rupiah.

Meski sebelumnya dr Ronal Saragih selaku Direktur RSUD Djasamen tidak dapat memberikan penjelasan rinci kepada kru koran ini, dengan alasan tidak mengingat jumlahnya. Namun, dengan ketulusan Amar Daulai selaku Kepala Bidang Tata Usaha RSUD Djasamen akhirnya menyampaikan informasi ini kepada publik melalui The Local News.

Selasa pekan lalu, Amar Daulai yang ditemui diruang kerjanya menyebutkan tenaga honorer yang bergantung hidup di Instansi tersebut sampai berjumlah 119 orang. Tenaga honorer ini ada yang bekerja di bagian Tata Tata Usaha, Perawat, Satpam dan seorang Dokter. Dikatakan, penghasilan perbulannya berkisar Rp525 ribu dari yang sebelumnya hanya Rp450 ribu/orang. "Mereka (Honorer red) kerjanya 8 jam per hari. Upah yang diterima, sama semuanya. Bagaimana di Dinas lain, begitulah di rumah sakit ini," kata Amar mengaku dirinya tidak mengetahui berapa jumlah honorer di bawah tahun 2005.

Bila penghasilan tersebut dijumlahkan dengan jumlah pegawai. RSUD Djasamen akan mengeluarkan kas sebesar Rp62.475.000 per bulan, dan bila dikumpulkan dalam satu tahun, RSUD hanya mengeluarkan kas sebesar Rp749.700.000. Artinya dana tersebut jauh dibawah pengusulan yang disampaikan Instansi itu ketika pembahasan APBD 2010.


Program Pengadaan Alat-alat Kesehatan

Ketika Direktur Utama RSUD Djasamen Saragih dr Ronal Saragih yang dimintai penjelasannya terkait Proyek pengadaan alat-alat kesehatan tahun 2010 yang sumber dana  dari DAK sebesar Rp3,1 milliar lebih, dirinya hanya menyebutkan pengerjaan itu telah selesai dilaksanakan. "Mana saya tau apa-apa saja alat itu. Saya kan bukan orang medis," kata Ronal dari seberang telepon yang mengaku tidak dapat bertemu dengan kru koran ini dengan alasan sibuk.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut, S.A Brillian Simarmata Selasa pekan lalu menyebutkan program itu telah dilakukan sesuai dengan mekanisme tender yang dimenangkan oleh PT Kimia Farma cabang Medan. "Sudah selesai kita lakukan pada bulan September 2010 lalu," ujarnya.

Dikatakannya. Pagu anggaran sebesar Rp3,1 milliar dan harga penawaran sebesar Rp3,072 milliar. Sisanya dikembalikan ke kas daerah. "Rincinya saya tidak ingat. Yang pasti alat-alat itu sudah kita serah terimakan dari Panitia ke Penanggungjawab RSUD," kata Brillian menyebut dirinya berkelit tidak berwenang memperlihatkan peralatan itu kepada koran ini untuk di foto. "Langsung saja lah ke Direktur," ujarnya mengelak.

Pengadaan alat tersebut, lanjut Brillian dilakukan untuk mengganti peralatan yang tidak berfungsi dan juga dikarenakan faktor peningkatan mutu pelayanan kesehatan, sesuai dengan kemajuan teknologi kesehatan saat ini. "Ada Surdical Couter, Lampu Operasi, Meja Operasi, Tabung Bayi. Itu la yang saya ingat," kata Brillian menyebutkan peralatan itu ditempatkan diruang Operasi, IGD dan ruang rawat inap kelas III.

Sementara itu, dr Laurensius Purba selaku Kebid Pelayanan RSUD Djasamen yang juga sebagai Panitia pemeriksa barang proyek itu, menyebutkan barang-barang yang didatangkan sudah sesuai dengan spek yang diminta Panitia. "Kalo tidak sesuai, mana mau kami menandatangani berita acara serah terimanya," kata Lauren yang juga tidak dapat memberikan keterangan rinci akan jenis peralatan tersebut.

Menurut Laurensius. Dasar pengadaan perlengkapan tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan RSUD Djasamen yang sebelumnya telah di data melalui permintaan para tenaga medis di masing-masing bagian. "Untuk apa kita beli kalau tidak dapat difungsikan," ujarnya. (hr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar