Lampu Merah Tak Perduli, Jalan Terus..!!
Sepenggal syair lagu ini dinyanyikan artis kondang Iwan Fals. Tujuan syair lagu tentang kritikan kepatuhan berkenderaan dan Trafick Light. Syair lagu ini pun sangat pantas ditujukan bagi Pemerintahan Kota Pematangsiantar. Satu sisi, pemerintah dalam berbagai kesempatan kerap menghimbau masyarakat untuk tertib berlalu lintas. Namun bagaimana pula jika ternyata Traffic Light (Lampu Rambu Lalu Lintas) saja sudah tiga tahun tidak berfungsi. Hal ini terjadi di Simpang Rambung Merah, Pematangsiantar, di daerah padat arus lalu lintas. Padahal, hampir setiap tahun dana perawatan rutinnya di tampung di dalam APBD.
“Hampir setiap pagi ada saja kecelakaan di persimpangan ini. Untungnya tidak pernah ada kecelakaan parah. Hanya senggolan atau benturan antara kendaraan. Namun itu terhadi hampir setiap pagi.” Demikian diceritakan Sahala Manurung, salah seorang warga yang bertempat tinggal di Jalan Medan persis di persimpangan Rambung Merah.
Persimpangan Rambung Merah merupakan sebuah persimpangan empat arah yang terletak di Kecamatan Siantar Timur. Titik ini menunjuk arah ke Kota Medan, Pusat Kota Siantar, Terminal Parluasan dan ke arah Jalan Asahan.
Ke empat arah jalan ini memiliki Traffic Light masing-masing. Namun semuanya tidak ada yang berfungsi maksimal. Bahkan, Traffic Light yang dari arah Jalan Haji Ulakma Sinaga (Mambung Merah) sudah sama sekali tidak menyala selama tiga tahun. Dari tiga box Traffic Light, ketiganya tidak menyala.
Alhasil, seluruh pengemudi yang datang dari arah Jalan Haji Ulakma Sinaga mewanti-wanti kendaraan yang datang dari arah parluasan. Jika kendaraan dari arah parluasan terus melintasi Traffic Light merah dari arah tersebut, maka mereka juga ikut menembus persimpangan.
“Ya, tiga tahun lalu seperti itu. Sama yang di sini sama lampu dari arah parluasan. Jadi kalau hijau di sana, yang di sini juga ikut jalan. Kalau di sana berhenti, di sini juga berhenti. Kalau sekarang enggak tahu. Orang gak pernah hidup lampunya,” Ujar Sahala sembari tertawa miris.
Sementara dari amatan The Local News, Traffic Light dari arah parluasan juga sudah dalam kondisi yang tampak ironis. Sebab, dari tiga box lampu dari arah tersebut hanya satu yang menyala. Itu pun hanya lampu yang berwarna merah saja. Sehingga banyak kendaraan, yang mungkin jarang melintasi daerah itu, memilih terus menembus persimpangan tersebut sehingga menyebabkan kemacetan dan sesekali nyaris mengakibatkan tabrakan.
Kondisi serupa juga tampak pada Traffic Light dari dua arah lainnya yakni dari arah Medan dan dari pusat Kota Siantar. Tidak ada yang berfungsi sempurna.
Hal yang sudah berlangsung selama tiga tahun ini membuat Sahala yang juga aktivis LSM Lepaskan ini, menuntut Pemko untuk segera memperbaikinya.
“Kemarin Walikota di surat kabar mengatakan kondisi Siantar bobrok. Nah, situasi di persimpangan ini menunjukkan bahwa kebobrokan itu justru datang dari Pemko. Jadi Pemko harus segera memperbaikinya. Jangan taunya menuduh rakyat,” desak Sahala.
Keprihatinan serupa atas kondisi Traffic Light di persimpangan Rambung Merah juga disampaikan Carles Siahaan, SH.
Pria yang juga bertempat tinggal persis di Simpang rambung Merah (Jalan Ahmad yani) ini mengaku bingung bagaimana Traffic Light bisa serusak itu.
“Lihatlah tiangnya saja sudah berkarat. Yang di sana sudah patah. Nanti-nanti jatuh bisa menimpa pengendara,” kata Carles sembari menunjuk box Traffic Light yang dari arah parluasan yang sudah patah dan hanya menggantung pada kabelnya saja.
Kondisi itu, kata Carles yang juga dikenal sebagai Ketua DPD Gerakan Pemuda Demokrat Indonesia perjuangan (GP-DIP) ini, menjadi sangat membingungkan. Sebab jika menilik APBD, setiap tahun dana untuk perawatan rutin Traffic Light selalu ditampung dalam jumlah yang besar.
Oleh karenanya ia juga meminta walikota untuk mengecek penggunaan dana itu selama ini.
“Kemana uang itu di buat. Enggak masuk akal kan bisa Traffic Light sehancur ini sementara uang perawatannya jalan terus,” tukasnya.
Lebih lanjut, ia juga meminta agar dalam penunjukkan pejabat Kepala Dishub kelak, Walikota benar-benar memilih orang yang mau bertanggungjawab atas keselamatan pengendara dan memahami tupoksinya. (nda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar